Kamis, 13 Mei 2010

Fenomena Masyarakat Indonesia yang Stress











KARYA ILMIAH
FENOMENA MASYARAKAT INDONESIA YANG STRESS































Disusun Oleh:
ALFREDO
F14090140











BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak pulau, penduduk, maupun banyak masalah. Dari masalah politik, ekonomi, keamanan, sosial, dan yang lainnya. Masalah yang sering dilupakan atau dipandang sebelah mata adalah masalah penyakit sosial, yaitu banyaknya orang gila. Walaupun masalah orang gila tidak sebesar masalah yang dihadapi Negara Indonesia lainnya, seperti masalah korupsi yang merajalela, penggelapan pajak, terorisme, maupun masalah yang dialami oleh bank Century, masalah sosial ini harus tetap menjadi sorotan. Karena bagaimanapun setiap masalah harus dituntaskan, walaupun masalah itu kecil. Karena dari masalah yang kecil dapat menciptakan masalah yang besar.
















TUJUAN
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah untuk meningkatkan kesadaran kita akan saudara sekitar yang memiliki masalah kejiwaan dan sosial. Serta kita dapat menemukan solusi untuk memecahkan masalah sosial yang telah ada di Indonesia ini.





















MANFAAT
Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang masalah social yang ada di Indonesia, terutama masalah di kejiwaan sosial yang ada di masyarakat. Serta dapat meningkatkan kesadaran kita akan permasalahan sosial yang ada di sekitar kita.





















BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A.Orang Gila

Definisi Gila :
Gila. Apa yang terpikir ketika mendengar kata gila, atau mungkin orang gila?
Rambut acak – acakan, badan tak terurus, kumal, tanpa pakaian, berjalan dengan kekehan tanpa sebab sambil menggaruk – garukkan tangan ke kepala.
atau mungkin melakukan sesuatu yang di luar “kewajaran”
Setiap orang memiliki definisinya tersendiri tentang sesuatu hal. Contohnya, cantik menurut beberapa orang dapat didefinisikan dengan “kulit putih, wajah manis, potongan badan seimbang, dst dst”, sementara orang lain bisa saja mendefinisikan cantik dengan ” senyum ramah, pandangan teduh, dan dan kepala tertutup jilbab dengan rapih, dst, dst”. dalam beberapa hal, definisi dari sesuatu bisa jadi sangat subjektif. Dan itulah letak keunikan dunia.
Sekarang, kembali ke gila. Dan ngomong – ngomong, gila yang saya maksud disini adalah Gila dalam konotasi yang sebenarnya. Gila yang dianggap menjijikan, gila yang dijauhi masyarakat, gila yang membuat banyak orang menunjukan pandangan jengahnya terhadap sesuatu. Bukan gila yang di gunakan sebagai parameter keunikan sesuatu seperti : “Gila lu, yang bener?”
Contoh. Definisi Einstein mengenai gila :
gila adalah melakukan hal yang sama tetapi mengharapkan hasil yang berbeda
Semua orang memiliki pandangannya masing – masing mengenai kegilaan. Definisi yang diberikan Einstein ini cukup menarik, tapi saya rasa kurang universal.
Pandangan umum mengenai gila :
Melakukan sesuatu di luar kewajaran, di luar apa yang menjadi kebiasaan, norma, atau aturan orang kebanyakan.
ini definisi terumum mengenai gila. Masalahnya, tidak semua aturan, norma dan kebiasaan yang dianggap benar oleh orang kebanyakan orang atau dalam kata lain mayoritas itu benar. Maka dari itu saya membuat sistem nilai untuk saya pribadi mengenai “Gila” :

Gila : melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan ‘kebenaran universal’.
Jadi, berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat dimbil kesimpulan bahwa orang gila adalah orang yang melakukan kegiatan yang berulang yang sama, diluar kewajran dan berpenampilan kotor, berantakan, dan aneh.
Berikut di bawah ini gambar orang gila :








http://katakandengankata.files.wordpress.com/2008/07/orang-gila-71.jpg
















http://ficklaotze.files.wordpress.com/2010/03/orang_gila.jpg
























http://i822.photobucket.com/albums/zz141/Leghie/orang%20gila/1_Orang_Gila.jpg

















BAB 3
PERMASALAHAN

Masalah sosial seperti masalah orang gila merupakan masalah yang serius. Masalah ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia telah banyak yang kehilangan akal sehat. Banyak contoh yang dapat kita lihat, misalnya : kampung gila yang ada di dekat Galunggung, seorang ibu dan anak asal Dusun Jemprong, Desa Bangsri, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dipaksa hidup dalam pasungan, seorang anak di Bekasi bernama Gia Wahyuningsih dipasung ayahnya selama tiga tahun, Seorang gadis di Pandeglang, Banten harus menjalani hidup didalam gubuk yang mirip kandang hewan setelah lebih 10 tahun. Dan masih banyak kasus yang lainnya.
Penyebab dari banyaknya masalah sosial ini dapat dilihat dari aspek sosial maupun ekonomi.
A.Penyebab
Dari segi sosial penyebabnya :
1.Bisa dari masyarakat disekitar korban yang tidak memberikan perhatian terhadap korban sehingga korban merasa terasing, tersudut, tidak ada yang menemaninya sehingga menyebabkan si korban depresi,
2.Keadaan sosial yang tak mendukung dengan kepribadian si korban,
3.Tidak adanya dukungan keluarga
4.Adanya masa lalu yang kelam dari si korban
Dan masih banyak penyebab yang lainnya.
Dari segi ekonomi penyebabnya :
1.Kurangnya uang untuk pengobatan, sehingga koraban tetap menjadi gila
2.Tidak adanya uang untuk membeli kebutuhan sehari-hari, sehingga membuat depresi
3.Hilangnya harta si korban
Dan masih banyak yang lainnya.

Penyebab yang membuat seseorang menjadi gila selain dari segi social dan ekonomi antara lain : masalah percintaan, di PHK, mendapat kecelakaan, masalah di kantor, dan yang lainnya.
Berikut gambar orang yang dipasung dikarenakan gila :


http://www.vhrmedia.com/2008/ngadimin/dir_upload/image/kondisi%20luluk%20ketika%20dipasung%20rantai%201.jpg



















http://imagehost.ngobrolaja.com/files/Manusia_berotot/laki2%20pasung.jpg













B.Solusi

Masalah ini dapat diselesaikan dengan beberapa cara, seperti :
1.Menyembuhkan para korban, dengan membawa mereka ke rumah sakit jiwa, psikiater, maupun ahli terapi kejiwaan lainnya.
2.Memeberikan penyuluhan kepada masyarakat, tentang pentingnya menjaga pikiran kita.
3.Meningkatkan ibadah kita
4.Tak mengucilkan korban, tetapi memberikan perhatian yang lebih.
5.Memberikan hiburan yang positif kepada diri kita dan si korban.
6.Tidak mengurung/memasung si korban
Dan masih banyak solusi yang lainnya.












BAB 4
SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Dari uraian yang telah dijelaskan, maka kita sebagai manusia yang masih memiliki pikiran yang waras patutlah kita membantu saudara kita yang memiliki masalah tersebut. Jangan kita mengucilkannya, mengurungnya, bahkan memasungnya. Hal tersebut hanya membuat ia semakin terpuruk keadaanya, dan akan lama penyembuhannya, bahkan tidak akan sembuh.

B.Saran

Harapan saya supaya tulisan ini dapat memberikan inspirasi kepada para pembaca, dan lebih membuka hati kita terhadap masalah sosial yang ada di sekitar ita, terutama orang-orang disekitar kita yang mengalami keterbelakangan mental. Dan tiada gading yang tak retak. Penulis mengharapkan saran dan kritik untuk tulisan ini, supaya pada masa yang akan datang, penulis dapat membuat karya yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar