Rabu, 12 Mei 2010

Rangkuman bacaan sosum ompu monang

BACAAN 1
Pendahuluan
Banyak iklan dalam seminggu terakhir yang mengajak masyarakat Batak Toba di mana pun berada untuk mengusir perusahaan yang merusak lingkungan Bona Pasogit. Pemasang iklan itu adalah Parbato atau Partungkaon Batak Toba. Ompu Monang selaku ketua, memaparkan pentingnya tiap etnis di Indonesia punya kesadaran diri untuk menggalang solidaritas kecil yang akhirnya berguna untuk solidaritas Indonesia secara keseluruhan.

Batak Toba
Batak Toba merupakan satu buah sub-etnis dari suku Batak saja. Istilah Batak sebenarnya menunjuk sub-etnis Batak Toba ini. Stereotip Batak Toba adalah stereotip umum kalau membahas orang Batak ceplas-ceplos, berwatak keras, senang sekali menyanyi dan berwajah khas dengan dagu persegi.

Sisi Positif Kebudayaan Batak Toba
Sisi positif dalam kebudayaan Batak Toba dapat dilihat dalam pengambilan nama. Ompu Monang bukanlah nama aslinya. Dia mengambil nama itu setelah kelahiran cucu pertamanya, Monang Napitupulu. Kehangatan kekerabatan tersebut bukan hanya pengambilan nama itu, tapi terdapat juga pada sebuah upacara perkawinan. Dalam undangan banyak sekali tertera nama pengundang, dan setiap orang merasa penting serta memiliki hubungan kekerabatan yang erat dengan mempelai. Dalam hal ini, kekerabatan menjadi semakin erat,dan rasa tanggung jawab pada seorang anak bisa melebar pada paman-pamannya.

Sisi Negatif Kebudayaan Batak Toba
Sisi negatif dari kebudayaan Batak Toba adalah penghamburan uang dan waktu. Dalam upacara perkawinan Batak Toba, acara keluarga bisa sangat bertele-tele dan bisa melampaui jam yang telah direncanakan sampai lima jam atau lebih.
Pada sebuah upacara perkawinan BatakToba pasti ada acara pengulosan. Setiap orang akan memberikan sehelai kain ulos kepada mempelai, yang jumlahnya bisa ratusan kain ulos. Ini merupakan suatu pemborosan yang tidak ada gunanya
Pada pesta kawin tersebut, pemborosan waktu juga terjadi pada acara memberi nasehat. Akan ada ratusan orang yang akan memberikan nasehat kepada mempelai. Sehingga, waktu yang dipakai untuk memberi nasehat bisa berjam-jam.
Akhirnya dengan semangat mengingatkan bahwa gerakan etnis perlu, Ompu Monang berkata lagi,” itu yang aku bilang. Sebagai Parbato, aku mau supaya organisasi ini tidak cuma bicara. Perbutan nyata adalah nasehat terbaik
BACAAN 2
Pendahuluan
Suku Dayak Kenyah dan Modang berada di pedalaman Kalimantan Timur. Daerah pemukiman suku Dayak Kenyah dan Modang yang dibahas kali ini berada di wilayah kecamatan Ancalong, kabupaten Kutai dengan kota Tenggarong. Didaerah yang sekarang ini mayoritas penduduk perkampungan sepanjang sungai Kelinjau adalah suku Dayak Kenyah dan Modang terbagi atas beberapa anak suku. Diantara mereka ada beberapa suku lain yang dating dari kota Kotai, Bugis dan Toraja.

Masalah yang dihadapi Suku Dayak
Dilihat sepintas kehidupan mereka sehari-hari kelihatan berkecukupan. Namun transportasi ke kota yang sangat sukar menyebabkan pelemparan hasil pertanian mereka sepenuhnya bergantung pada perahu pedagang dengan tengkulak-tengkulak dari kopta atau kecamatan setempat. Akibat para tengkulak ini penjualan hasil pertanian penduduk Dayak menjadi tidak berarti banyak dan hanya cukup memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
Kondisi perekonomian ini akhirnya merupakan salah satu faktor yang paling kuat dalam mengakibatkan kegoncangan dan memojokkan kehidupan orang-orang Dayak. Musnahnya bentuk dan peristiwa kesenian dalam suku Dayak bukan saja berarti hilangnya dimensi religius yang kental dalam kehidupan mereka. Pendidikan informal dalam kehidupan mereka juga hampir hilang.
Proses pemiskinan yang terjadi pada masyarakat Dayak bukan hanya dalam konteks masalah yang sederhana, melainkan dalam konteks pemiskinan suatu kualitas dan ruang gerak kehidupan.
Terciptanya kondisi-kondisi demikian dalam segala isi kehidupan suku Dayak yang bermukim di daerah baru ini saja, tidak dapat dilepaskan dari penanganan dan tanggung jawab pemerintah daerah di wilayah mereka.
Faktor utama yang menggoncangkan kehidupan masyarakat Dayak adalah munculnya penguasa-penguasa hutan di wilayah mereka, yang mengunci hutan untuk daerah perladangan yang menjadi sumber kehidupan mereka. Dari sini jelas bahwa proses pemiskinan yang mereka alami adalah proses pemiskinan nilai secara keseluruhan di tiap sisi kehidupan.

Penutup
Masalah kemiskinan di negeri kita bukan hanya masalah bagaimana manusia Indonesia dapat hidup layak dari kriteria tingkat kehidupan ekonomi mereka belaka. Masalah yang dihadapi oleh Suku Dayak ini sebenarnya adalah miniatur masalah yang terjadi di Indonesia. Apa yang terjadi pada negara kita hampir sama dengan apa yang terjadi pada suku-suku ini.
Masuknya sistim nilai kota mendadak membuat mereka sadar bahwa mereka miskin. Lalu, mereka bereaksi dengan lekas-lekas menjual harta kebudayaan mereka yang laku kepada orang kota. Pada titik ekstrimnya mereka menjadi pengemis di hadapan turis-turis asing seperti yang terjadi pada penduduk Nias dan Trunyan (Bali).
Terciptanya semua masalah itu, baik yang terjadi secara mikro di desa-desa Bali dan Nias maupun yang terjadi secara makro di negara ini membuktikan bahwa, masyarakat kita masih berada dalam kondisi yang arkhanis, tidak ada yang superior antara satu dengan yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar